Thursday 2 July 2015

MENYAPA ORA

Jika saya bisa mengulang, mungkin ada beberapa hal yang akan saya ubah, pertama bawa tisu gulung, kedua bawa jaket. Oh, satu lagi, Tidak pergi ke Ambon di bulan Juni-Juli, hahaha!

Sebuah perjalanan yang mengejutkan dari sebuah doa yang dikabulkan. Berawal dari keisengan melihat jadwal penerbangan ke Ambon di awal tahun kemarin, yang sebenarnya untuk perjalanan akhir tahun. Saya dan Renno (AE Rolling Stone) begitu terpikat dengan keindahan pantai Ora dan sekitar Pulau Seram. Kami harus kesana! 

Kemudian bulan berlalu dan impian tersebut sempat terlupakan. Sampai pada suatu saat ada sebuah proyek buklet yang harus kami kerjakan untuk majalah. Permintaan dari klien adalah buklet perjalanan. Dengan spontan Renno memberikan ide perjalanan ke Ambon. Approved! Dan kami harus berangkat dalam sepuluh hari, tepatnya di hari pertama bulan Ramadan. 

Siapa sangka akhirnya impian itu terwujud juga. Berbekal alat snorkeling sendiri, baju secukupnya, deadline majalah yang masih terkatung-katung, mat yoga dan Lenovo Yoga Tablet 2Pro untuk kebutuhan yoga, Saya dan tim buklet ini berangkat ke Ambon.

Tiga setengah jam di udara, dua jam di darat, dua jam di laut dan empat jam lagi di darat, kami tiba di desa Saleman. Desa terdekat dan tempat transit untuk menuju ke pantai Ora. Sebenarnya secara keseluruhan pulau ini bernama pulau Seram dan pantai Ora adalah salah satu pantai yang terdapat di pulau Seram. 

Penginapan juga tidak hanya satu, Ora Beach Eco Resort saja, namun ada dua penginapan lainnya, dimana Kakaktua Resort adalah tempat kami menginap. Hanya terdiri dari dua kamar diatas laut, tempat makan di pinggir pantai serta pemandangan pegunungan disapu kabut, perjalanan belasan jam dari Jakarta terbayar sudah. Sepuluh menit di kapal kayu dari desa Saleman ke Kakatua Resort saya lewati dengan mencelupkan tangan ke laut untuk menyapa agar kami diterima dengan baik oleh alam sekitar.

Kesalahan kami ada dua. Pertama, bulan Juni-Juli adalah bulan musim hujan di Ambon hingga Maluku, selain bulan tersebut matahari bersinar dengan indahnya. Kami hanya kebagian matahari setengah hari saja dari total dua malam menginap di Ora. Jelas dalam beberapa trip setelah mengambil gambar dan snorkeling, kami menggigil kedinginan di atas kapal kayu, terkena bias gerimis dan angin. Kedua, kami tidak membawa tisu. Penginapan di Ora memiliki keterbatasan. Listrik yang hanya tersedia dari pukul 6 sore hingga 6 pagi, tidak ada televisi atau radio untuk hiburan, sulitnya mendapat sinyal serta  kamar mandi tanpa tisu. Insecure saat buang air? tentu saja, hahaha!

Ini kali pertama saya melakukan yoga di atas laut! Sebuah pengalaman yang ingin saya lakukan berkali-kali! Bagaimana tidak, pukul 6.30 pagi, saat cahaya matahari mulai mengintip dari balik pegunungan, membuat konsentrasi yoga terasa sangat penuh dan udara yang bersih mengisi paru-paru dengan leluasa. Mengandalkan iPod untuk musik dan video tutorial Vinyasa dari Lenovo Yoga Tablet 2Pro, Jumat pagi, 19 Juni 2015 adalah hari terbahagia saya di bulan tersebut.

Pada akhirnya semua menjadi pengalaman yang menyenangkan meskipun kerap dirundung hujan. Sebuah berkah saya bisa berdoa di tengah-tengah kedamaian pegunungan dan air laut yang tenang. Sebuah berkah bisa sampai ke pulau indah yang menyegarkan seluruh panca indera, serta sebuah berkah bisa datang dan pulang tanpa kekurangan suatu apapun.

 Don't you just love life? =) 







80% foto trip ini diambil dengan menggunakan Lenovo Yoga Tablet 2Pro. Kejernihannya hasilnya dapat saya andalkan untuk menangkap keindahan alam Ora dan sekitar pulau Seram. Salah satu gadget yang menghibur di kala menunggu listrik menyala pada pukul enam.



1 comment:

  1. Hay mba Ayu,

    thanks for sharing ya.. sebelum baca ini pilihan nginep di ora cuma ora beach resort atau penginapan pak Ali saja..

    boleh tau untuk boking kaktua resort ini dari mana ya? saya sedikit kesulitan unutk menemukan contact person ataupun web untuk booking resort ini.
    kalau boleh tau juga untuk trip or sewa boat per day disana cost nya berapa ya?

    ReplyDelete