Sunday 26 February 2012

Indonesia Fashion Week 2012, Jakarta

Ternyata begitu menyenangkan ketika saya bisa menghadiri sebuah ajang fashion week, dimana saya tidak ikut bertugas! Oh... begini rasanya bisa bermain dengan baju, sepatu sampai aksesori apa yang akan dipakai hari ini! It was fun =)

#IFW Day 3. Akhirnya saya bertemu lagi dengan Yvan Rodic, dan kali ini tidak menyia-nyiakan kesempatan untuk foto bersama. I really don't care what people say, I'm happy and excited! Di hari ketiga saya berterima kasih kepada Eny Ming yang sudah mengundang saya secara pribadi ke acara PSYCHEDELIC SLANG by Deden Siswanto, Ghea Panggabean, Eny Ming dan Defrico Audy.

Bukan membela yang memberi undangan *ehm, tapi dari awal Eny Ming meraih juara LPM 2007, saya sudah jatuh cinta kepadanya! Dan untuk koleksi kali ini, seolah mengingatkan saya kembali kenapa dia layak jadi juara! Saya mau semua koleksinya!! Ketegasan dan keberanian tanpa melupakan kelogisan suatu desain, membuat saya jatuh cinta (lagi) kepada Eny Ming! Bravo!

Jika harus membahas Deden Siswanto dan Ghea Panggabean, tidak ada yang perlu dikatakan lagi. Perfection even in slight of imperfection. As if the seniors never fail!

Here are the pictures for you to enjoy =)

With Yvan Rodic


From the lobby of JCC



DEDEN SISWANTO




GHEA PANGGABEAN




ENY MING






DEFRICO AUDY

Friday 24 February 2012

Indonesia Fashion Week 2012, Jakarta

It's day 2. And there I was, front row at Dulux present POSSIBILITIES by YOSAFAT, ALBERT YANUAR, JEFFRY TAN, IMELDA KARTINI and NINA NIKICIO.

Seperti biasa, yang namanya fashion show pasti tidak pernah tepat waktu. Kesabaran para tamu juga cukup diuji dengan opening yang cukup laaaaama, seolah kami semua ingin di-brainwash dengan warna-warna dan jargon yang kerap muncul di layar panggung.

But the waiting and the show must go on! Yosafat menunjukkan ciri khasnya yang simpel namun memberikan ketegasan (by the way, suka dengan sentuhan leather di koleksi ini!). Albert yang masih memiliki kekuatan pada garis dan potongan cantik, Jeffry Tan dengan gaya summer chic for guys, serta Nina Nikicio, yang kalau boleh saya bilang: "It's soooo me =)"
Buat saya yang sudah terbiasa melihat karya Imelda dari tahun ke tahun, cukup dikejutkan dengan karyanya kali ini. Bold and sooo not feminine! I must say, I like this new Imelda! rebel-nya keluar =D

Conclusion: thank you for the show. I adore all of you =)

YOSAFAT



ALBERT YANUAR



JEFFRY TAN



IMELDA KARTINI



NINA NIKICIO




THE PRESS

Sunday 19 February 2012

Let's FIGHT PLASTIC with PLASTIC!

“Setelah terhenti selama hampir 7 tahun, perjalanan saya mengolah sampah kantong plastik pun berlanjut. Berangkat dari Tugas Akhir di masa kuliah, kini saya (dan OJA) hadir mengkampanyekan usaha ini…” (Ni Luh Wayan Ayu – OJA)

Pada suatu hari di redaksi Grazia Indonesia...
" Oh.. iin lagi ngumpulin plastik bekas? buat apa? tas?"
Beberapa hari kemudian...
"ih.. keren iiin!! tapi masih kaku ya? dalemnya lo tambahin lagi kali ya? ujung-ujungnya jangan sampe tajem-tajem.." and so on and so on... begitulah pendapat dari beberapa teman saat pertama kali Ni Luh Wayan Ayu menunjukkan karya terbarunya.

Pertama kali saya melihat kreasi dari seorang anak negeri yang berbeda dengan tas-tas plastik bekas ala soKlin atau Molto yang menjadi bahan dasarnya. tidak.. tas kali ini tidak seperti itu, atau mungkin lebih tepat disebut clutch bag.

Beberapa bulan lalu saya menjadi salah satu saksi seorang Ni Luh Wayan Ayu yang terampil dengan jari-jarinya membuat kalung OJA, mencoba berkreasi kembali dengan plastik bekas untuk dijadikan clutch bag. Dengan bergeriliya, Iin (panggilan akrabnya) mengumpulkan plastik-plastik bekas belanja swalayan atau toko ITC untuk dirombak. Judulnya: dibuang sayang =)

Intinya, fashion bukan sekedar mengikuti tren atau menjadi 'robot' brand, OJA juga ingin mengajak orang-orang yang peduli penampilan untuk menyelami fashion sebagai gaya hidup yang peduli lingkungan, begitupun sebaliknya.



Black Flag, koleksi perdana OJA kali ini, khusus mengolah sampah kantong plastik hitam menjadi material oversized clutch (22 cm x 37 cm) yang menyerupai kulit binatang. Saya beruntung diberi kesempatan oleh Iin untuk membawanya ke Bali dan memperlihatkan ke teman-teman disana, mengenai gaya eco-fashion saya saat itu. Very chic and one of a kind—so, why should you let animals get killed when you can get the similar texture—in a harmless way?

Untuk koleksi perdana ini, OJA berkolaborasi dengan TikShirt, sebuah label yang sudah banyak memberi andil memasyarakatkan batik Indonesia kepada khalayak ramai. Saya masih ingat ketika mengikuti kelas Mbatik yang seru di Grand Indonesia =)



Jadi, kembali lagi bukti nyata salah satu karya anak bangsa yang tidak bisa dilihat sebelah mata!

But hey, you can always check out www.ojamantra.blogspot.com =)